Selasa, 11 Januari 2011

efesiensi waktu


“Demi masa (1) sesungguhnya manusia berada dalam kerugian,(2) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati dalam kebenaran dan dalam kesabaran”.(Al-Asr 1-3)
Saudaraku….dari ayat diatas jelaslah bahwasanya seluruh umat manusia didalam kerugian…tidak peduli mereka laki-laki,perempuan,anak kecil,orang dewasa maupun orang tua.
Baik itu berpangkat tinggi ataupun mereka yang berada dalam kasta yang rendah…semuanya dalam kerugian.
Akan tetapi…dalam ayat tersebut terdapat huruf illa istisna’yang berfungsi sebagai pengecualian. yakni
1- Orang-orang yang beriman
2- Orang-orang yang beramal sholih
3- Orang-orang yang saling menasehati dalam kebenaran dan dalam kesabaran
Itulah orang-orang yang tidak dalam keadaan merugi. Pertanyaan yang ada sekarang sudahkah kita termasuk didalam kriteria yang ada pada ayat tersebut? Atau sudahkah cirri-ciri tersebut salah satunya sudah kita miliki ataukah dalam diri kita tiyada satupun cirri-ciri tersebut sehingga kita tergolong dalam barisan orang-orang yang merugi?
Naudhubillah mindhalik…jika kita seorang muslim tentunya kita pasti telah memiliki salah satu dari cirri-ciri yang telah di sebutkan dalam firman ALLAH tersebut.
Saudaraku….taukah kalian akan salah satu nikmat besar yang telah Allah berikan terhadap kita namun kita sering melupakannya?
Nikmat itu adalah nikmat kesehatan dan waktu luang.
Kedua nikmat itu sering sekali luput dari pandangan mata kita hingga kita jarang sekali mensyukuri baik secara lisan maupun kita implementasikan melalui perbuatan kita.
Sungguh….betapa dholimnya kita. Tidakkah kita tau bahwasanya kita hidup dalam bumi ini semata-mata hanya karena rahmat dan belas kasih dari ALLAH?
Amalan apa yang berani kita banggakan di hadapan ALLAH? Ketahuilah saudaraku…bahwasanya ketaatan kita dan ibadah kita terhadapNYA tidak lah mampu menggantikan nikmat yang telah ALLAH berikan terhadap diri kita.
Oleh karenanya peganglah kedua nikmat itu dan syukurilah!
Yahya bin huroiroh guru ibnul Qoyyim al-jauy berkata :
waktu adalah barang paling berharga untuk engkau jaga,menurutku ia adalah barang yang cepat hilang”
Agar kita tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi gunakanlah nikmat luang tersebut dengan mengoptimalkan waktu yang telah kita miliki dengan sebaik mungkin.
MOTIF PEMICU EFISIENSI WAKTU
1- Sadar akan pentingnya Waktu
Orang yang mengetahui serta menyadari akan urgennya waktu berarti memahami pula nilai hidup akan sebuah kehidupan
Orang yang tidak memahami akan pentingnya maka ia seakan-akan hidup dalam keadaan mati.
Dalam surah Al-mu’minun allah mengabadikan ucapan orang-orang kafir tentang penyia-nyiaan waktu yang telah mereka lakukan.
“Allah bertanya berapa tahunkah lamanya engkau tinggal di bumi? Mereka menjawab “kami (kafir) tinggal di bumi sehari ataupun setengah hari.maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.”(Qs.Almu’minun 112-113)
Orang yang berakal adalah orang yang tau bahwa dunia ini tidak diciptakan hanya untuk mencari kesenangan belaka akan tetapi orang yang berakal adalah orang-orang yang konsisten dalam menggunakan waktu yang mereka miliki karena mereka akan merasa memiliki tanggung jawab penuh dalam mengemban nikmat yang telah di anugrahkan kepadanya yang berupa waktu.
2- Zuhud terhadap dunia
Ada seorang yang datang kepada salah seorang dari kaum zuhud seraya berkata :
“Aku sering menangis” ! si orang zuhud berkata kepadanya “sesungguhnya apabila anda tertawa dengan mengakui kesalahan diri sendiri itu lebih baik daripada menangis namun merasa bebas untuk berkehendak sesuka hati anda.
Orang yang merasa dirinya boleh berbuat apa saja semaunya maka amalannya tidak akan pernah naik keatas kepalanya.”
Orang itu lalu berkata : “ karenanya nasehatilah aku”! maka orang zuhud tersebut menimpali ,” tinggalkan lah semua kesenangan dunia yang semu ini bagi mereka yang mencintainya.
Hiduplah didunia ini seperti seekor lebah ,jika makan ia memakan makanan yang baik,jika ia memberi maka ia member yang baik pula dan jika ia jatuh menimpa sesuatu maka ia tidak sampai mematahkan atau[un merusaknya. (Al-fawa’id hlm.118)
3- Senantiasa mengingat kematian
Kematia dapat menghilangkan kenikmatan dunia dengan mengingatnya akan mampu menghancurkan setitik nafsu dan akan menambah keimanan dan mendorong kita kedalam perbuatan-perbuatan yang positif dan mampu menjalani waktunya dengan tanpa sia-sia.
4- Takut kepada Allah
Dengan adanya perasaan takut terhadap Allah kita akan merasa terawasi terus andaikata kita tidak memanfaatkan waktu kita dengan sebaik mungkin,karena seorang hamba tidak akan sampai kesyurga kecuali mereka berbekal denga tiga sifat Mahabah ,khouf, Raja’ dengan adanya sikap takut terhadap allah kita akan berjalan sesuai koridor yang telah ditetapkan.
5- Membuat kegiatan yang bervariasi
Kegiatan yang dilakukan dengan secara terus menerus akan mendatangkan kejenuhan dan kebosanan maka jika hal itu telah datang hendaknya lakukanlah refreshing untuk menghibur diri agar apabila kita kembali pada rutinitas kita bisa bergairah dan bersemangat kembali.
Seperti yan g dilakukan oleh sahabat ibnu abbas ketika kejenuhan telah menghampirinya dan beliau letih berbicara maka ia akan berkata ambilkanlah aku kitab diwan para penyair
6- Berdoalah
Firman Allah “ berdoalah padaku niscaya ku perkenangkan doamu !”
7- Pupuklah semangat yang setinggi mungkin
Catatlah semua kegiatan yang akan engkau gunakan untuk mengisi hari-harimu dan apabila semua genda itu telah terlaksana berilah hadiah pada dirimu sendiri sebagai penghargaan karena telah menjalankan semua agenda dengan sebaik mungkin. Minimal penghargaan itu berupa pujian pada diri kita sendiri yang bertujuan untuk memotifasi kita agar tetap konsisten lagi.
Dan jika agenda yang telah di jadwalkan kita lalikan lakukanlah hukuman untuk diri kita sendiri.
8- Menyadari akan bahayanya waktu yang kosong
Seperti yang telah teruraikan diatas bahwasanya kesempatan,kesehatan,harta adalah segitiga penghancur manusia manakala tidak diarahkan secara tepat. Penyair berkata : “ masa mudamu,kesempatan dan hartamu akan menjadikan dirimu rusak, serusak-rusaknya. Pengetahuan tentang sisi positif dan negative dari suatu perbuatan adalah termasuk sumber ilmu yang dapat menjadi daya pemicu untuk bergerak dan beramal.
9- Menyadari ketinggian nilai masa muda.
Wahai anak adam, aku akan menjadi saksi atas perbuatan yang saleh,sesungguhnya aku tidak akan kembali lagi menemuimu sampai hari kiamat tiba.
(Al-ghozali-khuluqul muslim hal 279)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar